Rabu, 22 Oktober 2014

Holiday is Lombok Sumbawa



Jika saya mengatakan bahwa Lombok adalah Bali ke dua maka setiap orang yang pernah mengunjungi (nya) pasti akan setuju dengan argument ini. Jujur saja, meskipun sebelumnya saya belum pernah mengunjungi tempat ini, segala keindahan Lombok memang benar-benar memukau siapa saja. Konon katanya Lombok adalah sebuah pulau nan elok yang digambarkan sebagai “seorang putri cantik yang masih tertidur” karena keindahan dan ketenangannya. Lombok terletak di antara 2 obyek wisata pesohor dunia yaitu Pula Bali dan Pulau Komodo. Lombok selain indah, aman dan nyaman untuk berlibur juga menyimpan berbagai keunikan budaya dan tradisi yang merupakan bauran dari berbagai budaya lainnya seperti Bali, Jawa, Bugis, Arab dll. Obyek-obyek wisatanya juga sangat indah dan tentunya masih alami karena belum terlalu tersentuh. Mulai dari ikan hias dan terumbu karang di dasar laut Gili Trawangan sampai flora dan fauna serta pesona alam nan menakjubkan di puncak Rinjani. Oleh karena itu, Lombok semakin mendapat tempat di hati para wisatawan baik nusantara maupun mancanegara.
Secara geografis, Lombok terletak pada koordinat 116.351° BT dan 8.565° LS. Lombok merupakan bagian dari gugusan pulau-pulau yang ada di Nusa Tenggara atau yang dulu dikenal dengan nama Sunda Kecil atau Kleine Sunda. Luas pulau Lombok adalah sekitar 5.435 km² Tempat tertinggi di Pulau Lombok adalah puncak Gunung Berapi Rinjani [tertinggi kedua di Indonesia] yang menjulang pada ketinggian 3.726 m di atas permukaan laut. 
Walaupun Lombok secara geografis sangat dekat dengan Bali, hewan dan tumbuhan yang ada di Lombok sedikit berbeda dari yang ada di Bali. Lombok merupakan titik “perbatasan” antara hewan dan tumbuhan yang ada di Indonesaia bagian barat dan bagian timur. Karena itulah, Alfred Russel Wallace, seorang ahli Biologi abad IX dari Inggris menyebut Lombok sebagai The Wallace Line, Di bagian utara, Pulau Lombok didominasi oleh lembah dan bukit yang ditumbuhi oleh edeluis, pakis, pohon-pohon yang tinggi dan belukar. Sementara di bagian selatan, Lombok cenderung lebih tandus. Hewan yang dapat dijumpai di Lombok berupa, kadal, biwak, kakaktua, dan burung beo, koak kaok, gagak, elang, gagak, burung kaka tua, punglor dan lain-lain.
Penduduk asli Pulau Lombok adalah suku Sasak yang dipercaya merupakan keturunan dari suku Jawa. Suku Sasak tersebar di seluruh bagian Pulau Lombok dan mendominasi penduduk secara keseluruhan sampai 85%. Selain oleh suku asli Sasak, Pulau Lombok juga didiami oleh suku Bali, Jawa, Bugis, Banjar, Melayu, Cina dan Arab. Agama leluhur atau agama tertua Suku Sasak Lombok disebut Boda, Kemudian setelah kerajaan-kerajaan dari Jawa ekspansi ke Lombok, Suku Sasak memeluk agama Syiwa-Buddha. Selanjutnya, setelah ekspedisi Majapahit yang dipimpin oleh Gajah Mada masuk ke Lombok, Suku Sasak memeluk gama Hindu-Buddha. Agama Islam masuk ke Lombok sekitar abad XV M. Islam yang awalnya datangnya dari Jawa ini berkembang dengan pesat di Lombok dan menjadi agama yang dipeluk oleh hampir seluruh suku Sasak sampai saat ini. Oleh karena itu Islam adalah agama mayoritas di Pulau Lombok [±85%]. Agama kedua terbesar yang dianut di Lombok adalah Hindu, yang dipeluk oleh para penduduk keturunan Bali. Selain itu, penganut Kristen, Buddha dan agama lainnya juga dapat dijumpai di Lombok. Pemeluknya adalah pendatang dari berbagai suku yang masuk ke Lombok puluhan bahkan ratusan tahun lalu.
Well,,, itu informasi yang saya dapat dari hasil berseluncur di om google. Hehehe Dari sekian banyak objek wisata yang ada di Lombok, saya lebih tertarik dengan pantai pink yang ada di Lombok.


Pantai berpasir hitam mungkin sudah biasa kita lihat kan. Pantai berpasir putih pastinya sangat indah. Nah, bagaimana kalau pantai berpasir pink? Pantai Tangsi atau yang lebih dikenal dengan Pantai Pink karena pasir yang di temukan di pantai ini berwarna pink ada di Pulau Lombok terletak di desa Sekaroh, kecamatan Jerowaru, kabupaten Lombok Timur adalah sebuah destinasi wisatawan yang menarik dan patut untuk dikunjungi karena keunikannya. Pantai ini merupakan salah satu dari tujuh pantai di dunia yang memiliki pasir pantai berwarna pink, dan satu dari dua pantai di Indonesia yang memiliki pasir pantai berwarna pink. Ini yang menjadikan saya semakin tertarik untuk mengunjungi pantai ini.
Konon warna pink pada pasirnya terbentuk karena butir-butir asli warna putih pasir bercampur dengan serpihan karang merah muda. Bias sinar matahari dan terpaan air laut menambah semakin jelas terlihat warna pink pantai tersebut. Pantai ini begitu tenang dan hanya memiliki ombak yang kecil sehingga membuat wisatawan lebih nyaman ketika bermain disana. Keindahan Pantai Pink pun terlihat sempurna dengan hamparan bukit di sekelilingnya. Di sisi kiri ada bukit dengan padang rumput yang luas dan dari bukit inilah pemandangan Pantai Pink terlihat sangat indah. Selain itu, ada juga tanjung yang eksotis di sisi kanan dengan gazebo yang memang disediakan di atasnya. Letaknya yang tersembunyi dan jauh dari pusat kota membuat pantai ini terjaga keindahannya.
Selain pasir yang memesona, pemandangan pantai Tangsi atau pantai pink ini diselipi beberapa perahu nelayan yang berbaris rapi di pinggir pantai. Beberapa kapal yang berjajar ini bisa disewa untuk memancing atau sekedar berkeliling untuk mencari spot snorkling. Terlebih lagi pantai Tangsi atau pantai pink ini dibandingkan dengan pantai lainnya yang lebih populer adalah kebersihan pantai yang masih sangat terjaga. Tidak ada sampah yang mengotori pantai, yang ada hanyalah guguran daun atau serakan kerang yang memenuhi beberapa sudut. Pemadangan dari bukit sebelah kanan dan kiri akan tampak berbeda. Namun yang pasti hamparan pantai dengan laut lepas serta angin semilir akan menemani selama melihat eksotisme pantai dari bukit. Selain pantai yang indah, tak jauh dari kawasan ini terdapat gua Jepang yang panjangnya sekitar 44 meter dengan tinggi 1,5 meter. Konon katanya asal mula nama Tangsi karena dulu tempat ini pernah digunakan sebagai barak tentara Jepang ketika mendarat di Lombok pada tahun 1942. Untuk memasuki gua Anda harus membungkuk atau menunduk agar kepala tidak terantuk bagian atas. Selain untuk tempat persembunyian, gua ini menjadi tempat untuk mengintai musuh (sekutu) karena letaknya yang strategis dan menghadap pantai.
Tangsi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan dengan kata “asrama” atau “barak”. Entah bagaimana sejarah awal mulanya, namun jika melirik dari keadaan lingkungan sekitarnya, mungkin di tempat ini dulunya adalah lokasi yang dijadikan markas tentara Jepang. Hal itu dibuktikan dengan adanya gua buatan dan juga sebuah gua peninggalan Penjajah Jepang itu.
Ini nih yang membuat rasa penasaran semua orang (termsuk saya) yang membaca tentang pantai pink di Lombok ini semakin besar dan someday saya harus menginjakkan kaki di pasir pink ini, wah rasanya sudah tidak sabar lagi ya, ini yang membuat kenapa saat liburan harus ke Lombok, because “Holiday is Lombok Sumbawa”.
Lombooooooooooooooooooooooook I’m comiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiing………… :)

Selasa, 30 September 2014

Dibalik ANGKA dan FAKTA Pendidikan Maluku

Masalah terbesar yang ada di Maluku adalah terkait masalah pendidikan. Ini menjadi persoalan paling mendasar di Maluku. Jika kualitas pendidikan baik maka baik pula Sumberdaya Manusia.
Maluku memiliki wilayah yang sangat luas dan terdiri dari pulau-pulau sehingga mengakibatkan adanya perbedaan budaya, adat istiadat, hingga kualitas pendidikan masing-masing daerah di Maluku. Pendidikan yang seharusnya menjadi hak wajib bagi setiap warga negara Indonesia yang ada di Maluku hingga kini masih belum bisa dirasakan secara merata bagi warga Maluku. Hal ini mengakibatkan menurunnya kualitas pendidikan dari tahun ketahuan yang terjadi di Maluku.
Data Indeks Pengembangan Manusia (Human Development Index), yaitu komposisi dari peringkat pencapaian pendidikan yang menunjukkan, bahwa indeks pengembangan manusia Maluku makin menurun. Di antara 33 propinsi yang ada di Indonesia menempati urutan ke 33. Data lain menunjukkan hal yang sama, menurut survei Political and Economic Risk Consultant (PERC), kualitas pendidikan di Maluku berada pada urutan ke-29 dari 33 propinsi. Posisi Maluku berada di bawah Irian dan lain-lain. Walaupun tidak semua daerah menurun tetapi hal ini menjadikan pendidikan di Maluku tidak merata.
Kualitas pendidikan di sangat memprihatinkan, mutu pendidikan yang rendah, kualitas pendidikan yang Maluku jauh dari kata memuaskan, hal ini ditambah lagi dengan minimnya sarana dan prasarana pendidikan yang layak bagi setiap warganya. Bahkan di daerah tertentu terlihat jelas masih banyak warga Maluku yang belum mendapatkan pendidikan sesuai dengan nilai-nilai pancasila dan Tujuan Negara yang tercantum di dalam Undang-Undang Dasar 1945. Sistem pendidikan di Indonesia selalu masih disesuaikan dengan kondisi politik dan sistem birokrasi yang ada, padahal hal itu bukanlah masalah utama, yang terpenting adalah bagaimana bukti terealisasinya di kehidupan pendidikan yang nyata termasuk kurangnya pemerataan pendidikan dan mutu pendidikan di daerah-daerah trertinggal yang masih jauh dari kata standar nasional yang telah diberlakukan di daerah-daerah kawasan pendidikan yang sudah sangat maju, di bandingkan daerah Maluku ini.
Kualitas pendidikan Maluku saat ini masih rendah dan bisa dibilang memprihatinkan. Masih sering dijumpai bangunan sekolah yang buruk kondisinya. Bahkan sekolah-sekolah yang beratapkan langit pun masih banyak. Siswa tidak mendapatkan pasokan buku yang memadai. Dan yang fatal lagi adalah mahalnya biaya sekolah. Padahal kita semua tahu bahwa pendidikan merupakan hak bagi seluruh warga negara Indonesia. Inilah realita yang dialami dunia pendidikan di Maluku.
Kondisi diataslah yang menghambat Maluku untuk bisa bangkit mengatasi masalah rendahnya kualitas sumber daya manusia. Minimnya kualitas dan fasilitas pendidikan tentunya berdampak secara signifikan terhadap kualitas manusia itu sendiri. Begitu banyaknya masalah yang dihadapi pemerintah tentunya tidak bisa kita selesaikan secara cepat.
Hal ini juga dibenarkan oleh LSI bahwa indeks pengembangan manusia di Maluku masih sangat jauh dibandingkan dengan propinsi-propinsi yang ada di Indonesia yaitu pada tahun 2008 – 2011 pendidikan di Maluku masih sangat memprihatinkan menurut LSI hal ini di pengaruhi oleh beberapa factor yaitu, peratama kebijakan pemerintah yang kurang memerhatikan pemerataan pendidikan, kedua pendidikan di Maluku selalu dipolitisasi, Ketiga minimnya sarana dan prasarana pendidikan yang belum terjangkau di seluru Kabupaten/kota, keempat masih banyak warga masyarakat yang tidak melanjutkan pendidikan serta sebagian besar adalah tamatan SD dan juga makin mahalnya biaya pendidikan. Menurut LSI pendidikan yang terjadi Maluku hanya berasaskan sebuah hasil akhir (nilai) tetapi pada kenyataan sumber daya manusia Maluku kurang memiliki prestasi dibandingkan dengan daerah yang lain di Indonesia. Selain itu juga kualitas lulusan di Maluku menurun dari tahun ke tahun dengan adanya pendidikan gratis, pada tahun (2009) presentase kelulusan 98%,  (2010) 97%, (2011) 96.5 %, (Dinas Pendidikan dan Dikti). Dan masih banyak lagi masalah rendahnya kualitas pendidikan di Maluku. Meski pemerintah menegaskan pendidikan di Maluku semakin membaik tapi pada kenyataan berbanding terbalik.
Di Maluku, dana sepertinya tak jadi persoalan. Karena, anggaran yang masuk untuk Pemerintah ini jumlahnya lumayan: trilyunan rupiah. Tapi yang menjadi pertanyaan adalah berapa yang kemudian dialokasikan ke sektor pendidikan?
Ini yang kemudian menjadi persoalan berarti di Maluku, entah memang karena rumitnya system birokrasi ataukah memang bantuan-bantuan itu di pangkas habis. Angka-angka yang pemerintah umumkan bahwa kualitas pendidikan di Maluku semakin membaik toh pada kenyataan berbanding terbalik dengan fakta yang ada di lapangan.
Solusi yang saya berikan untuk sedikit mengatasi masalah ini adalah Pemerinta harus lebih peka melihat nasib anak-anak Maluku yang ada di pedalaman, pemerintah bisa menggunakan jasa mahasiswa untuk membantu. Untuk mengetahui permasalahan mereka maka perlu adanya observasi langsung ke daerah mereka. Saya akan melakukan observasi untuk mengetahui masalah mereka apa, apakah gedung tidak memadai, buku-buku kurang ataukah tenaga pengajar yang kurang. Ini kemudian lalu dapat di cari solusi jika gedung yang harus di perbaiki maka ini menjadi tanggung jawab pemerintah daerah, untuk tenaga pengajar saya akan mengajak teman-teman voulunter untuk menjadi tenaga pengajar sementara sampai di temukan tenaga pengajar tetap untuk mereka, untuk buku-buku saya akan melakukan pengumpulan buku-buku kemudian di salurkan ke mereka-mereka yang membutuhkan. Solusi akan dapat di ketahui jika kita tau apa masalah yang mereka hadapi, untuk mengetahui maka kita perlu melakukan observasi langsung untuk melihat lokasi juga sekaligus bersosialisasi dengan anak-anak tersebut.